Kau yang Dulu

 Aku tak lagi mengenalmu.


Bibirmu kelu dari kata yang dulu hangat.

Hatimu mengeras.

Kau nampak candu oleh egomu.

Nuranimu tersandera validasi palsu.


Kau boleh bilang itu semua dibentuk oleh terjalnya hidup.

Kau mulai sering mengkalkulasi,

mana yang harus bisa dirasionalisasi.

Kau terlalu pongah untuk bisa lemah di hadapan banyak diri.


Sayangnya, hidup bukan soal terus meninggikan hati.

Bukan mulu soal hitung-hitungan seperti ini.


Sejujurnya, aku mengasihanimu.

Kau tampak dikendalikan oleh kekosongan yang menyusup ke lengkung hampa hatimu.


Tapi tak apalah..

Kau masih tetap boleh melemah di hadapanku seperti biasa.

Aku sungguh tak apa dan takkan melihat kau sebagai apa.

Itupun kalau kau mau.


Namun bila kau merasa baik-baik saja dengan sosokmu yang itu,

ku doakan kau selalu nyaman hidup begitu,

dari jarakku yang terjauh.

Comments

Popular Posts