Kenapa Lembaga Keuangan Syariah?
SALAAAAAAAAM!!!
Udah jarang banget online gue ya ampun. Di bilang sibuk engga, eh tapiiii sibuk sih.
Well, well, well!
My life was happy. Thanks God. Ya, I'm so happy.
Ternyata tanpa twitter dan blackberry, hidup gue nyata. NYATA! Gak maya.
forget it!
Sekarang gue mau bahas tentang salah satu pilihan yang harus gue hadapin belakangan ini. Udah gue bilang, sekarang itu saatnya masa depan. Bukan main-main, apalagi urusan hati. So yesterday. I'm an adult now! Please learn that! *talk to ownself hahahaha*
Jurusan yang gue pilih bareng temen-temen gue di Manajemen Dakwah ternyata harus dibagi lagi untuk konsentrasi selanjutnya, Manajemen ZISWAF (Zakat, Infaq, Shadaqah, dan Wakaf) dan LKS (Lembaga Keuangan Syariah). Sedih banget karena harus pisah ama anak-anak yang ngablu. Kenapa? kebanyakan dari temen gue pilih ZISWAF, dan gue? LKS!
Ini butuh nyali besar karena biasanya selama ini gue milih sesuatu suka ngikut-ngikut orang atau ngikut kemauan orang. Tapi gak ngerti semakin dewasa, gue semakin berani milih sesuatu sesuai passion sendiri.
BUT WHY LKS? See..
- Gak ada gambaran sama sekali tentang zakat,
- Minat dari awal emang ekonomi,
- Konsep skripsi yang udah difikirin memang ada pada konsentrasi Lembaga Keuangan Syariah,
- Sebagai mahasiswa social yang ingin berprinsip BIG THINK and BIG ACT, gue punya komitmen kalau dalam memutuskan sesuatu kita harus punya pandangan ke depan. Sejauh mana pilihan kita sejalan dengan apa kita pikirkan, punya manfaat di jangka pendek maupun jangka panjang, dan memiliki efek positif bagi kita sendiri dan orang lain nantinya, so my points are:
1.
daridulu gue peduli banget sama pendidikan, tapi
bukan sebagai guru. Hanya sebagai pengamat atau kritikus ya, mungkin. Gue
pernah baca dari bukunya Pak Komaruddin Hidayat bahwasanya jika suatu bangsa
ingin maju, maka sejahterakan dulu pengajar dan aspek pendidikannya. Guess
what? Karena pendidikan dasar dari semuanya. Ekonomi, social, budaya, politik,
semuanya berasal dari pendidikan. Pendidikan mempengaruhi hampir segala aspek.
Tapi ternyata, kata Pak Azyumardi Azra, pendidikan dan ekonomi ini ternyata
bisa diibaratkan kayak Satanic Cyrcle (Lingkaran Setan). Berputar terus dan
saling mempengaruhi. Ini gue setuju banget. Kayak apa realnya?
Begini, kalau ekonomi lemah, maka masyarakat susah
banget buat menjunjung pendidikan yang tinggi. Dan kalau pendidikan masyarakat
rendah maka mereka akan sulit mencari pekerjaan dan ekonomi yatentunya semakin melemah.
See? Dengan belajar ekonomi, gue bisa berfikir secara
meluas atau open minded. Itu kenapa, gue milih tentang ekonomi. Dan karena gue
orang ISLAM, sebagai muslim gue harus percaya sama teori yang menyatakan bahwa
semua prinsip Islam bisa membangkitkan semua aspek yang ada di dalam umatnya.
2.
But! Teori itu ya cuma tulisan aja, yang gak
semua orang bisa percaya kalau gak ada buktinya. Nah, disinilah gue mau
berperan. Gue mau membuktikan bahwasanya prinsip Islam itu benar. Menimbulkan
win-win solution buat umatnya. Khususnya mengenai aspek ekonomi yang nantinya
akan gue pilih. Dan jika pembuktian ini benar secara fakta, maka citra Islam
akan semakin baik di masyarakat luas.
3.
Memang, dengan belajar mengenai ZISWAF (Zakat,
Infaq, Shadaqah, dan Wakaf), gue turut membangkitakan perekonomian umat Islam,
karena didalamnya ada prinsip saling membantu. Dan lagi-lagi gue pernah baca di
buku yang gue lupa judulnya bahwasanya ZISWAF ini memang sangat membantu
perekonomian umat, tapi tidak sepenuhnya. Karena disisi lain, kita bisa melihat
kalau ZISWAF yang dilakukan secara berlebih ternyata berdampak bagi penerima
yang nyatanya merasa dimanjakan karena terus diberi umpan. (Kecuali jika zakat
dialokasikan secara benar, contoh: di bidang pendidikan atau untuk produksi
masyarakat). Lagi-lagi pendidikan yang berperan, jika masyarakat berkeahlian
dan berpendidikan, maka mereka akan secara mandiri mencari rezeki dan bahkan
bisa membantu sesamanya juga tidak menjadi manja karena terus diberi umpan. Dan
ekonomi lah yang mendukung mereka agar berkeahlian dan berpendidikan. Mungkin
ini sisi positif buat yang milih konsentrasi ZISWAF ya, jika itu semua dikelola
dengan baik maka perubahan besar bisa terjadi. Semangat!
4.
Tapi, gue juga mikirin yang satu ini. Di
konsentrasi Lemabaga Keuangan Syariah, gue bakal diajarin bermuamalat a.k.a
berbisnis. Gak hanya bisa berbisnis secara syariah (dimana gue dapet dunia
akhirat nih, duit dan pahala. Amin :p), tapi gue juga bisa jadi konsultan buat
yang mau berbisnis secara syariah. Mereka bisa mandiri secara ekonomi, dapet
pahala juga deh. Amin.
5.
Di Lembaga Keuangan Syariah ternyata gue juga
diajarin ZISWAF kok karena dalam Lemabaga Keuangan Syariah ternyata ada namanya
BMT (Baitul Mal Watamwil) dimana ada ZISWAF didalamnya. Walaupun gue gak bakal
diajarin secara mendetail tentang itu. Tapi sekali gue muter otak, kalau gue di
konsentrasi LKS ini, gue bisa belajar Ekonomi Syariah secara khusus dan kalau
gue mau belajar tentang ZISWAF sendiri, gue bisa magang di lembaga kayak BAZNAS
yang ternyata termasuk Lembaga Keuangan Syariah juga. Tapi kalau gue masuk
ZISWAF, gue gak bisa magang di bank karena bukan jalurnya atau susah banget berbisnis secara syariah karena gue gak tau
ilmunya. So the point ya, Lembaga Keuangan Syariah itu lebih meluas.
6.
Dan satu lagi nih, dengan gue balajar, dengan
gue bisa membangkitkan semua perekonomian umat Islam, itu artinya gue bisa
membantu mereka untuk bisa membantu lainnya juga. Kasarnya, bagaimana orang mau
berzakat jika ekonomi mereka justru lemah?
Jadi ekonomi ternyata adalah segalanya. Ekonomi yang
bagaimana dulu? Ekonomi syariah, tentunya J
Well, ini semua wacana gue. Tapi gue gamau cuma
wacana. That’s can be real jika gue berkerja keras. Insya Allah, niat baik
bakal dimudahin sama Allah. Amin banget ya Allah.
Comments
Post a Comment