LGBT

LGBT. Bohong kalo Anda tidak tau LGBT.

Satu kali saya pernah bercanda dengan bos saya di kantor. LGBT itu sms-nya pengguna Es*a. Buat yang ngga bisa spelling, LGBT akan dibaca EL GE BE TE. LGBT sama dengan Lagi Bete. Sama sekali tidak lucu ya?

LGBT. Lesbian Gay Biseksual Transgender. Ini isu yang sedang ramai-ramainya. Teman saya barusan mengeluh, dia sedang banyak disindir orang dan atau komunitas karena merupakan salah satu pendukung berat LGBT.

Kalau saya sendiri, buat saya LGBT itu isu yang tidak penting. Tidak pernah akan lebih penting dari isu kemiskinan, isu kesenjangan sosial, KKN dan perilaku politik kotor lainnya, terbengkalainya fasilitas kesehatan, perang, dan isu2 sosial lainnya.

Sikap saya terhadap LGBT sendiri tidak mengecam dan tidak pula mendukung. Biar lah itu jadi urusan orang. Tp yg selalu saya yakini, semua agama yg melarang bukan untuk mengekang hak umatnya. Hukum ada untuk mengatur dan dibuat untuk siapa lagi kalau bukan untuk manusianya sendiri?

Jadi saya juga agak bingung dengan pengecaman yang hanya berlandaskan "itu dosa", terlalu dogmatis menurut saya. Agama ada untuk mengisi kekosongan humanis. Jd tidak semata2 Tuhan melarang, yang membantah masuk neraka, sedangkan yang menuruti perintah, membuat Tuhan senang dan masuk surga. Maaf, Tuhan tidak butuh hadiah dari umat-Nya. Tuhan sayang, maka Ia membentuk aturan yang baik untuk kita.

Aturan berjilbab, misalnya. Satu paham mengatakan bahwa bahwa memakai jilbab tidak wajib sedangkan pihak yang lain "keukeuh" itu wajib. Saya jadi pusing. Padahal aturan ini untuk melindungi perempuan dari kondisi sosial yg bobrok. Tidak usah munafik, manusia dalam keilmuan pun punya hormon yang memacu birahi. Tidak usah munafik, perempuan bisa melindungi diri. Jadi kenapa tidak dilihat dari fungsi aturannya? Bukan masalah hukum wajib atau tidaknya.

Pada dasarnya, manusia dibatasi oleh kepentingan2nya sendiri. Mereka akan bereaksi pada sesuatu yg terjadi di terdekatnya. Jadi bukan tidak mungkin manusia akan berperilaku menyimpang. Maka saya pikir, hukum dan aturan bisa membatasi dan meminimalisir penyimpangan tersebut.

Namun saya tidak pula mengecam pendukung. Bagaimana pun setiap orang punya pandangan yg patut diapresiasi. Setiap orang punya nilai2 dan kewenangan bahwa nilainya tidak bisa dikompromikan. Dan mereka pelaku LGBT pun saya tidak pernah mengecam.

Namun yg sangat disayangkan jika pendukung berkoar keras hingga sampai ke mata dan telinga anak2. Itu yang saya sangat sayangkan.

Biar pandangan ini hanya untuk kita, untuk apa pula kita memaksa orang setuju dan mengikuti apa yang kita dukung.

Saya selalu mengumandangkan "Agama yang Humanis, bukan Dogmatis". Maka saya yakin semua aturan untuk kepentingan manusia sendiri, bukan siapa2.

Selesai masalah LGBT. Saya rasa terlalu panjang. Sekali lagi, lebih baik ngurusin kemisikan, KKN, kesehatan... Apalagi ngurusin pribadi dan hubungan orang. Duh, abisnya saya udah kurus jadi mendingan ngurusin orang. (Enggak bisa lepas dari frontal hahaha)

LGBT, LGBT, LGBT, LGBT.

Lagi bete, lagi bete, lagi bete.


Comments

Popular Posts