Mengagumi Sepi

Saat susunan huruf itu semakin ramai


Suara yang damai kini jadi begitu ribut


Cahaya radiasi semakin menyilaukan mata


Angka pada secarik kertas semakin membuat jelas bahwa kita adalah fana



Kata dia,


Jangan sampai hati kita dilipat kegaduhan nafsu


Gelap mata, hingga mati beku kita



Baginya,


Tak apa sepi


Baginya,


Sepi mana yang belum dirasa?


Baginya,


Biar mati pun asal tak jadi sia-sia



Tapi biar kukagumi sepimu itu


Karena kucoba rengkuh tapi tak pernah mampu



Percuma kupasang wajah lelah


Karena kuhanya bisa sembunyi di balik suara hujan


Supaya desah rasaku tak pernah sampai padamu



Sebab aku tahu,


Kita takkan pernah mampu.


Comments

Popular Posts