Untitled

Gue tahu Carl Sagan dari film Men, Women and Child. Di akhir film itu, ada potongan ceramah Carl Sagan yang luar biasa bikin gue merinding. Sebetulnya kalimatnya enggak berat, dan enggak juga puitis. Tapi kayak ada apa ya... ada semacam energi yang membuat gue merasa sangat kecil sebagai manusia, sekaligus merasa hebat karena merupakan bagian dari alam semesta.

Sayangnya, gue belum sempat baca buku Carl Sagan karena materinya lumayan berat haha.

Terus, belakangan ini gue lagi ambil short course tentang Introduction of Psychology. Kenapa ya gue lagi minat banget ama psikologi? Enggak tau sih. Gue merasa dengan belajar psikologi, gue harus bisa menempatkan manusia di depan gue sebagai individu yang beda tanpa berhak dihakimi. Karena tiap satuan manusia emang berbeda. Nah, psikologi menempatkan individu secara eksklusif. Karena manusia merupakan subjek, maka akan selamanya berbeda.

Nah, baru masuk first weeks dan baru semalam selesai nonton nyimak lecture edisi Neurons. Enggak ngerti deh, gue merinding banget. Gue inget guru biologi gue waktu SMA bilang, semakin dia belajar soal anatomi manusia, semakin dia merasa Tuhan itu Maha Hebat.

Selama gue nonton lecture dengan judul Neurons ini, gue ngucap terus dalam hati. Sehebat itu tubuh kita. Seluar biasa itu. Gue, yang belakangan ini merasa sangat jauh dari pemaknaan ciptaan Tuhan, mulai merasa siapa sih yang bisa menciptakaan kita dengan begitu hebatnya? Siapa dan dari mana manusia yang punya tubuh sehebat ini? Pasti ada. Pasti ada yang menciptakannya.

Otak adalah bagian tubuh, organ manusia yang paling ... menurut gue sangat patut untuk dikagumi. Bayangkan, segumpal daging ini punya kekuatan penuh mengatur tubuh kita, walaupun mungkin kekuatan itu juga bisa berasal dari stimulasi yang ada di luar tubuh. Tanpa otak, tubuh dan bahkan pikiran kita enggak akan pernah bisa apa-apa.

Ini baru otak, baby step banget. Belum ada apa-apanya gue tuh. Baru di awal ini aja gue sudah bisa merasa sangat.. apa ya.. enggak bisa gue tulis, apa kata yang cocok buat digambarkan. Bersyukur, lebih dari itu. Merasa kagum, lebih dari itu.

Dari sini pun, gue merasa, semakin kita belajar banyak hal, semakin kita merasa bahwa semesta ini luar biasa hebat. Kita manusia, adalah bagian dari semesta yang hebat itu. Tapi di saat yang bersamaan, kita adalah bagian kecil semesta, yang artinya enggak ada yang bisa kita sombongkan dari semua yang kita punya.

Di sini, rasanya gue sedikit bisa memaknai ceramah Carl Sagan yang judulnya Pale Blue Dot tersebut.

Look again at that dot. That's here. That's home. That's us. On it everyone you love, everyone you know, everyone you ever heard of, every human being who ever was, lived out their lives. The aggregate of our joy and suffering, thousands of confident religions, ideologies, and economic doctrines, every hunter and forager, every hero and coward, every creator and destroyer of civilization, every king and peasant, every young couple in love, every mother and father, hopeful child, inventor and explorer, every teacher of morals, every corrupt politician, every "superstar," every "supreme leader," every saint and sinner in the history of our species lived there--on a mote of dust suspended in a sunbeam.

The Earth is a very small stage in a vast cosmic arena. Think of the rivers of blood spilled by all those generals and emperors so that, in glory and triumph, they could become the momentary masters of a fraction of a dot. Think of the endless cruelties visited by the inhabitants of one corner of this pixel on the scarcely distinguishable inhabitants of some other corner, how frequent their misunderstandings, how eager they are to kill one another, how fervent their hatreds. 

Our posturings, our imagined self-importance, the delusion that we have some privileged position in the Universe, are challenged by this point of pale light. Our planet is a lonely speck in the great enveloping cosmic dark. In our obscurity, in all this vastness, there is no hint that help will come from elsewhere to save us from ourselves.

The Earth is the only world known so far to harbor life. There is nowhere else, at least in the near future, to which our species could migrate. Visit, yes. Settle, not yet. Like it or not, for the moment the Earth is where we make our stand.

It has been said that astronomy is a humbling and character-building experience. There is perhaps no better demonstration of the folly of human conceits than this distant image of our tiny world. To me, it underscores our responsibility to deal more kindly with one another, and to preserve and cherish the pale blue dot, the only home we've ever known.

-- Carl Sagan, Pale Blue Dot, 1994

Comments

Popular Posts